Google Search makin pintar, makin cepat, dan makin hemat klik. Kini, Anda sebagai user atau pengguna bisa mendapatkan jawaban langsung tanpa perlu masuk ke situs mana pun. Fenomena ini dikenal sebagai zero click search dan menjadi tantangan baru bagi strategi SEO. Jika dulu peringkat teratas di SERP (Search Engine Results Page) berarti trafik tinggi, sekarang tidak lagi. Banyak pencarian berakhir di halaman Google tanpa ada satu klik pun. Lalu, bagaimana brand bisa tetap bersaing?
Apa Itu Zero Click Search?
Zero click search adalah kondisi ketika pengguna menemukan jawaban langsung di halaman hasil pencarian, biasanya lewat fitur seperti featured snippet, knowledge panel, People Also Ask, dan yang terbaru, Search Generative Experience (SGE).
Menurut laporan SparkToro dan Datos, sekitar 58,5 persen pencarian di Amerika Serikat dan 59,7 persen di Eropa tidak menghasilkan klik ke situs mana pun. Dari setiap 1.000 pencarian, hanya 360 sampai 374 yang benar-benar membawa pengguna ke open web. Sisanya selesai di halaman Google.
Perlu diperhatikan, ada sekitar 25 hingga 30 persen dari klik yang tersisa justru mengarah ke produk milik Google sendiri seperti YouTube, Maps, atau Google Flights.
3 Alasan Zero Click Jadi Tantangan
1. Peringkat Tidak Menjamin Traffic
Muncul di posisi pertama kini belum tentu mendatangkan kunjungan. Jika jawaban sudah terlihat langsung, pengguna tidak punya alasan untuk klik.
2. Konten Bisa Dikutip Tanpa Membawa Nama Brand
Featured snippet atau AI overview sering mengambil kalimat dari situs Anda. Namun jika nama situs atau brand tidak muncul jelas, maka manfaat visibilitas pun hilang.
3. Google Mengendalikan Cuplikan Informasi
Google memotong dan menyusun jawaban berdasarkan konteks mereka sendiri. Kontrol atas narasi pun berpindah, dan itu bisa berisiko.
Lalu, setidaknya berikut ini empat poin fitur yang memacu Zero Click:
Strategi Research Marketing untuk Menghadapi Zero Click
Untuk menjawab tantangan ini, dibutuhkan strategi research marketing yang lebih adaptif dan berbasis data. Bukan sekadar mengejar peringkat atau volume pencarian, tapi memahami intent pengguna secara lebih dalam, menemukan celah dari pertanyaan yang belum terjawab langsung di SERP, hingga menciptakan konten yang relevan dan kontekstual. Strategi inilah yang jadi kunci agar brand tetap terlihat, dipercaya, dan dipilih, meski tanpa satu klik pun.
Meski tidak selalu menghasilkan klik, muncul di SERP masih penting. Yang berubah adalah cara kita menyampaikan konten dan mengukur dampaknya.
Berikut strategi yang bisa Anda terapkan:
1. Optimalkan untuk Featured Snippet dan AI Overview
Featured snippet dan AI overview adalah dua elemen yang kerap muncul di bagian teratas hasil pencarian. Untuk meningkatkan peluang tampil di sana, struktur konten Anda harus dibuat sejelas dan seramah mungkin untuk mesin pencari:
-
Gunakan paragraf singkat (40–60 kata) yang langsung menjawab pertanyaan.
-
Buat bullet list saat menjelaskan poin-poin.
-
Gunakan struktur pertanyaan sebagai subheading, misalnya “Apa itu intelligent document processing?”
Menurut laporan dari Content Marketing Institute, featured snippet muncul di sekitar 19% pencarian dan mampu meningkatkan visibility serta otoritas brand secara signifikan. Konten yang ringkas, informatif, dan sesuai dengan search intent sangat disukai oleh Google maupun AI-powered SERP.
2. Bangun Brand Recall langsung di SERP
Di era zero-click search, pengguna sering kali membaca cuplikan jawaban tanpa membuka tautan. Meski begitu, ini tetap menjadi peluang membangun awareness.
Menurut SFGate Marketing:
“When appearing in a featured snippet, Google can position your brand as an industry expert, increasing brand recall and trust even if users don’t visit the site.”
Untuk membangun brand recall dari SERP:
-
Sisipkan nama brand secara natural dalam jawaban atau informasi penting, terutama yang berpotensi tampil sebagai snippet.
Misal: “Menurut tim riset Fintelite, fitur Intelligent Document Processing dapat mempercepat alur kerja hingga 40%.” -
Letakkan brand mention di awal paragraf (1–2 kalimat pertama), karena bagian ini yang biasanya ditarik oleh Google dan AI.
-
Ulangi brand mention secara konsisten pada bagian penting artikel, bukan untuk spam, tapi untuk memperkuat brand assosiation dalam benak pembaca.
Dengan cara ini, Anda membangun reputasi dan kredibilitas, bahkan ketika pengguna tidak mengklik situs Anda.
3. Sediakan Konten Lanjutan yang Menarik
Konten yang muncul di snippet biasanya hanya sebagian kecil dari keseluruhan isi. Agar orang tetap tertarik membuka halaman Anda, berikan sesuatu yang lebih lengkap dan tidak bisa diringkas oleh Google.
Contoh konten lanjutan yang bisa Anda sediakan:
-
Studi kasus atau pengalaman dari user lain
-
Alat bantu gratis, seperti kalkulator atau template
-
Checklist atau panduan praktis
-
Penjelasan lebih dalam yang tidak ditemukan di tempat lain
Tujuannya adalah membuat pembaca merasa konten Anda lebih bernilai dibanding sekadar cuplikan. Jadi, meski sudah melihat snippet, mereka tetap mau klik dan membaca lebih lanjut.
4. Gunakan Schema Markup
Schema markup adalah cara menyusun data tambahan dalam halaman Anda agar mudah dipahami oleh mesin pencari. Hal ini membantu konten Anda tampil dalam format rich result atau interaktif di SERP.
Jenis schema yang umum digunakan:
-
FAQPage – untuk konten berbasis tanya-jawab
-
HowTo – untuk langkah-langkah praktis
-
Product – untuk menampilkan harga, rating, dan ketersediaan
-
Article dan BlogPosting – agar lebih terbaca oleh sistem Google Discover dan AI
Schema membantu meningkatkan click-through rate (CTR) sekaligus memberi konteks tambahan ke Google tentang isi halaman Anda.
5. Revisi Key SEO Metrics
SEO bukan cuma soal berapa banyak orang yang klik. Di era zero-click, Anda perlu melihat metrik lain untuk tahu apakah strategi SEO Anda berhasil.
Beberapa hal yang sebaiknya ikut dipantau:
-
Impressions alias seberapa sering halaman Anda muncul di Google
-
Penyebutan brand di snippet atau AI overview, walau tanpa klik
-
Jumlah pencarian terhadap nama brand Anda
-
Kunjungan langsung ke situs (direct traffic)
-
Respons di luar Google, seperti dari media sosial atau email
Dengan memantau metrik ini, Anda bisa tahu apakah konten Anda berhasil membangun brand dan menarik perhatian, meskipun orang tidak selalu mengklik halaman Anda.
6. Perluas Distribusi di Luar Google
SEO tidak bisa hanya mengandalkan pencarian di search engine. Anda perlu memperkuat visibilitas lewat platform lain untuk memperluas jangkauan audiens dan membangun brand presence yang menyeluruh.
Beberapa channel distribusi yang bisa dimaksimalkan:
-
YouTube & TikTok – untuk visualisasi ide atau ringkasan konten dalam bentuk video
-
Newsletter & email blast – untuk mengikat audiens yang sudah tertarik
-
LinkedIn & Medium – untuk memperluas reach kepada audiens yang lebih profesional
-
Grup komunitas atau messaging channel (Telegram, WhatsApp) – untuk engagement langsung
Dengan mendistribusikan konten secara strategis, Anda tak hanya mengejar traffic dari Google, tapi juga membangun loyalitas dan awareness di luar ekosistem pencarian.
Zero click search bukan akhir dari SEO. Justru, ini adalah kesempatan untuk menyempurnakan pendekatan kita. Fokus tidak lagi hanya pada trafik, tetapi pada brand exposure, kejelasan informasi, dan kemampuan menjawab dengan cepat. Selama konten Anda tetap relevan, terstruktur, dan dipercaya oleh sistem pencarian, Anda tetap bisa bersaing meski tanpa klik.
Untuk membantu Anda mengoptimalkan strategi digital secara menyeluruh, seedbacklink hadir dengan berbagai layanan seperti Jasa Press Release, Jasa Backlink, Jasa Backlink Media, Jasa Backlink Blog, dan Jasa SEO. Dengan pendekatan yang terukur dan berbasis data, seedbacklink siap menjadi partner Anda dalam menghadapi tantangan SEO modern.