Pengertian Framing
Framing adalah proses di mana media, individu, atau kelompok memilih dan menekankan aspek tertentu dari suatu isu untuk membentuk persepsi audiens. Dalam konteks komunikasi, framing digunakan untuk menyampaikan informasi dengan cara yang mempengaruhi bagaimana orang memahami suatu peristiwa atau masalah.
Contoh Framing
Adapun beberapa contoh framing, yaitu:
1. Framing Positif atau Negatif dalam Berita Politik
dalam pemberitaan tentang pemilu, media bisa memilih untuk memuat lebih banyak aspek positif atau negatif tentang kandidat tertentu. Framing positif akan menekankan kualitas baik atau pencapaian kandidat sementara framing negatif akan lebih fokus pada kelemahan atau kontroversi yang melibatkan kandidat.
2. Framing dalam Berita Lingkungan
Dalam pemberitaan tentang perubahan iklim, media bisa memilih untuk memfokuskan pada dampak negatif yang ditimbulkan dalam pemberitaan lingkungan, seperti bencana alam, atau pada solusi yang sudah diterapkan, seperti energi terbarukan.
3. Framing dalam Isu Sosial
Dalam pemberitaan tentang kemiskinan, framing bisa dipilih untuk menyoroti upaya pemerintah dalam mengurangi kemiskinan atau kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat miskin.
4. Framing dalam Berita Kesehatan
Framing dalam laporan mengenai pandemi, misalnya COVID-19, bisa dipilih untuk lebih fokus pada jumlah kasus atau kematian, atau lebih pada usaha dan kemajuan vaksinasi.
5. Framing dalam Isu Ekonomi
Dalam pemberitaan mengenai resesi ekonomi, framing bisa digunakan untuk menekankan kesulitan yang dialami oleh masyarakat, atau pada sisi positif seperti peluang untuk perbaikan ekonomi di masa depan.
Jenis-Jenis Framing
Terdapat beberapa jenis framing yang dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Framing Kompetisi
Framing kompetisi mengacu pada cara media menyoroti persaingan antara individu, kelompok, atau negara. Contoh framing ini bisa terlihat dalam liputan politik yang menekankan perbedaan atau persaingan antara kandidat dalam pemilu.
2. Framing Krisis
Framing krisis berfokus pada peristiwa atau situasi yang dianggap sebagai krisis, mengarah pada respons yang mendesak dari masyarakat atau pemerintah. Contoh framing ini bisa ditemukan dalam pemberitaan bencana alam atau pandemi yang memerlukan perhatian dan tindakan cepat.
3. Framing Solusi
Framing solusi menekankan tindakan atau solusi yang diambil untuk mengatasi suatu masalah. Contohnya dalam pemberitaan tentang pemanasan global, media bisa memilih untuk memfokuskan pada solusi seperti penggunaan energi terbarukan atau pengurangan emisi karbon.
4. Framing Konflik
Framing konflik menyoroti ketegangan atau perselisihan antara kelompok atau individu, baik itu dalam konteks sosial, politik, atau internasional. Ini sering terlihat dalam pemberitaan mengenai perang, protes, atau ketidaksetujuan antara kelompok masyarakat.
5. Framing Moral
Framing moral digunakan untuk menyampaikan suatu isu berdasarkan nilai-nilai moral tertentu. Dalam framing moral, media dapat menyajikan isu dengan menekankan apakah sesuatu itu benar atau salah, adil atau tidak adil. Misalnya, dalam pemberitaan tentang hak asasi manusia, framing moral dapat menekankan pelanggaran hak asasi sebagai suatu kejahatan.
Tujuan Framing
Framing memiliki beberapa tujuan utama yang berkaitan dengan cara informasi disampaikan dan bagaimana persepsi audiens terhadap suatu isu dibentuk. Berikut adalah beberapa tujuan utama dari framing:
1. Mempengaruhi Persepsi Publik
Tujuan utama framing adalah untuk memengaruhi bagaimana audiens memahami dan merespons suatu isu. Dengan menyoroti aspek tertentu, framing dapat membentuk pandangan atau sikap publik terhadap masalah yang sedang dibahas.
2. Mengatur Agenda Media
Framing digunakan untuk mengarahkan perhatian audiens pada isu tertentu. Dengan memilih topik atau sudut pandang tertentu, media dapat memprioritaskan masalah yang dianggap penting bagi kepentingan mereka atau pihak tertentu.
3. Menciptakan Dukungan atau Penolakan
Framing dapat digunakan untuk membentuk dukungan atau penolakan terhadap suatu kebijakan, kandidat, atau peristiwa. Misalnya, framing positif dapat menciptakan dukungan bagi suatu kebijakan, sementara framing negatif bisa mengarah pada penolakan.
4. Membentuk Identitas Kelompok
Framing sering kali digunakan untuk memperkuat identitas kelompok, baik itu kelompok politik, sosial, atau budaya. Framing ini dapat digunakan untuk menyatukan orang-orang dengan pandangan yang sama atau untuk membedakan kelompok mereka dari kelompok lain.
5. Menarik Perhatian pada Isu Tertentu
Dengan menggunakan framing, media dapat menarik perhatian audiens pada isu tertentu yang mungkin kurang mendapat perhatian. Framing ini digunakan untuk mempengaruhi audiens agar fokus pada masalah yang dianggap penting.
Framing memainkan peran yang sangat penting dalam komunikasi, terutama dalam konteks media massa. Dengan memilih bagaimana suatu informasi disajikan, framing dapat membentuk pandangan publik dan mempengaruhi perilaku sosial serta politik.