Penggunaan kecerdasan buatan (AI) semakin berkembang pesat, pada Juni 2025, sebuah survei mengungkapkan bahwa 50% marketer menggunakan ChatGPT untuk mendukung strategi pemasaran, sementara 45% menggunakannya untuk brainstorming ide konten baru dan campaign.
Selain itu, 65% marketer, 64% jurnalis, dan 63% developer menggunakan ChatGPT secara rutin. ChatGPT telah menjadi alat yang populer di berbagai bidang, termasuk pemasaran, pembuatan konten, riset, dan dukungan pelanggan. Saat ini memang ada banyak Large Language Model (LLM) yang dapat menghasilkan teks berdasarkan instruksi atau prompt yang diberikan, salah satu yang populer adalah ChatGPT dari Open AI.
Memahami Prompt dalam Pembuatan Konten dengan AI
Prompt adalah instruksi atau permintaan yang diberikan kepada model AI untuk menghasilkan konten. Keberhasilan sebuah konten yang dihasilkan oleh AI sangat bergantung pada bagaimana prompt tersebut dirancang. Anda perlu memberikan instruksi yang jelas dan spesifik untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Untuk memaksimalkan hasil konten yang dihasilkan oleh model AI, ada beberapa aspek yang perlu Anda pertimbangkan dalam merancang prompt.
1. Tujuan
Setiap permintaan kepada model AI harus dimulai dengan tujuan yang jelas. Tujuan adalah pondasi dari sebuah prompt karena menentukan arah dan bentuk konten yang akan dihasilkan. Misalnya, apakah Anda ingin membuat artikel edukatif, caption media sosial, ringkasan laporan, atau deskripsi produk. Semakin spesifik dan terdefinisi dengan baik tujuan sebuah prompt, semakin besar peluang model AI memberikan respons yang relevan dan berguna. Jika tujuan terlalu umum, hasil yang diberikan juga cenderung generik dan kurang tajam.
2. Persona
Persona merujuk pada siapa pembaca atau target audiens dari konten yang dihasilkan. AI perlu diarahkan agar dapat menyesuaikan gaya dan isi tulisannya dengan karakteristik audiens yang dimaksud. Misalnya, apakah pembaca adalah profesional di bidang teknologi, pelajar SMA, ibu rumah tangga, atau pelaku UMKM. Pemahaman terhadap persona sangat berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi hasil tulisan. Prompt yang menyebutkan persona dengan jelas membantu AI untuk menyesuaikan pilihan kata, sudut pandang, dan tingkat kompleksitas informasi.
3. Konteks
Konteks menjelaskan situasi, latar belakang, atau kondisi yang melatarbelakangi permintaan pembuatan konten. Hal tersebut bisa berupa platform publikasi (seperti blog, Instagram, LinkedIn), momen tertentu (seperti Hari Raya atau launching produk), atau kondisi sosial yang relevan. Tanpa konteks, AI cenderung menyusun respons yang netral dan kurang spesifik. Padahal, konten yang kuat biasanya lahir dari pemahaman terhadap konteks yang tepat. Konteks sering disebut sebagai elemen penentu makna karena membantu pembaca memahami isi secara utuh.
4. Data
Jika tersedia, data atau informasi pendukung akan sangat memperkuat hasil yang dihasilkan oleh AI. Data ini bisa berupa statistik, nama produk, kutipan, insight riset, atau daftar fitur layanan. Dengan menyertakan data dalam prompt, AI bisa menyusun konten yang lebih faktual, kredibel, dan tidak mengada-ada. Sejumlah studi dalam bidang pembuatan konten berbasis AI juga menekankan pentingnya “data grounding” agar output tidak bersifat spekulatif atau terlalu umum. Data memberi arah dan batasan sekaligus memperkaya substansi tulisan.
5. Gaya Penulisan
Gaya bahasa menentukan nuansa dan nada suara dari konten yang dihasilkan. Apakah ingin terdengar santai dan bersahabat, formal dan profesional, lucu dan ringan, atau inspiratif dan emosional? Dalam ilmu linguistik terapan dan copywriting, gaya bahasa disebut sebagai faktor yang mempengaruhi respons emosi dan keterlibatan audiens. Memberikan arahan gaya bahasa yang spesifik dalam prompt membantu AI untuk menjaga konsistensi dan relevansi dengan identitas brand atau karakter narasi.
Dengan memperhatikan aspek tujuan, persona, konteks, data, dan gaya penulisan, Anda dapat membuat prompt yang lebih efektif, memungkinkan AI untuk menghasilkan konten yang lebih sesuai dengan kebutuhan Anda. Di bawah ini merupakan contohnya:
Jika kita bedah kerangka prompt di atas, sudah sangat jelas bahwa tujuan yang diinginkan adalah artikel edukatif, terlihat juga dari topik yang diberikan. Lalu, panjang 700 kata memberi sinyal bahwa konten harus komprehensif, tidak sekadar deskriptif singkat. Lalu, untuk persona yang akan AI buat, berpatokan dari audiens Gen Z usia 18-25 tahun.
Dari sisi konteks, artikel tersebut akan dipublikasikan di blog brand dalam rangka peluncuran produk sunscreen baru. Konteks ini menunjukkan bahwa konten yang diminta oleh user juga merupakan bagian dari strategi marketing. AI diarahkan untuk menyusun narasi yang informatif.
Data yang diberikan juga bisa membangun argumen dan meningkatkan kredibilitas isi artikel. AI bisa menggunakannya sebagai titik masuk atau penguat pesan produk. Itu semua dibalut dengan gaya bahasa yang persuasif dan menggunakan kata serta kalimat yang akrab atau “relate” di telinga Gen Z.
Mengenal Large Language Model (LLM) dan Memahami Cara Kerjanya
Saat ini kita sudah mengetahui secara dasar aspek apa saja yang bisa di-input ke dalam sebuah prompt. Namun, penting juga untuk mengetahui bahwa di balik teknologi seperti ChatGPT, Gemini, Claude, atau DeepSeek, terdapat sebuah pondasi besar bernama Large Language Model (LLM). LLM adalah model kecerdasan buatan yang dilatih untuk memahami, memproses, dan menghasilkan bahasa manusia secara alami.
Tetapi satu pertanyaan pentingnya, dari mana LLM mendapatkan pengetahuan?
Cara LLM Mendapatkan Pengetahuan
LLM (Large Language Model) adalah model AI yang dilatih dengan miliaran hingga triliunan kata dari berbagai sumber seperti artikel berita, forum diskusi, dokumen publik, website open access, dan lainnya. Tujuan pelatihannya adalah agar model bisa:
- Memahami konteks kalimat.
- Memprediksi kata berikutnya secara akurat.
- Menjawab pertanyaan atau membuat konten berdasarkan pola bahasa alami.
Model ini tidak “menghafal” internet, melainkan mempelajari pola bahasa dari data yang tersedia. Artinya, menjawab berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajari saat proses pelatihan. Di bawah ini merupakan prosesnya:
1. Crawling, Mengumpulkan Data dari Internet
Crawling adalah proses mengumpulkan informasi dari berbagai halaman web yang tersedia secara publik. Proses ini mirip dengan apa yang dilakukan oleh mesin pencari seperti Google. Sistem komputer akan menjelajahi halaman-halaman web yang terbuka dan mengunduh isinya untuk dijadikan bahan pelatihan.
Sumber data yang biasa diambil meliputi artikel di Wikipedia, forum seperti Reddit, web yang bersifat open access, blog publik, dokumentasi teknis, dan berbagai halaman yang tidak dibatasi oleh hak cipta. Konten yang bersifat pribadi atau berada di balik login biasanya tidak akan diambil.
2. Cleaning dan Preprocessing, Penyaringan Data
Setelah data dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah membersihkannya. Hal tersebut berarti menghapus konten duplikat, spam, atau informasi yang tidak relevan. Selain itu, data disusun kembali agar mudah dipahami oleh sistem, misalnya dengan menandai struktur kalimat, paragraf, dan tanda baca.
3. Training, Melatih dengan Data
Setelah data disiapkan, proses pelatihan dimulai. AI akan diberikan potongan teks dan diminta untuk memprediksi kata berikutnya. Misalnya, jika diberikan kalimat “Air mengalir dari hulu ke…”, maka model akan belajar bahwa kata “hilir” kemungkinan besar adalah kelanjutannya.
Proses ini dilakukan berulang-ulang hingga miliaran kali, sehingga model menjadi semakin mahir dalam memahami konteks, mengenali gaya bahasa, serta menyesuaikan jawaban dengan maksud pengguna.
Memahami Citation dan Mention oleh AI
Dalam menjawab prompt, AI sering kali menyebut brand, situs, atau tokoh tertentu. Hal tersebut bisa terjadi dalam dua bentuk, yaitu citation dan mention. Keduanya berkaitan dengan bagaimana sebuah konten, nama, atau brand disebut oleh AI dalam jawabannya.
1. Mention
Mention adalah ketika AI menyebutkan nama seseorang, brand, situs web, atau organisasi dalam jawabannya. Contohnya, jika seseorang bertanya tentang platform pembelajaran online terbaik, lalu AI menjawab “Salah satunya adalah Coursera,” maka itu adalah bentuk mention. Biasanya, mention terjadi karena entitas tersebut sering muncul dalam data pelatihan dan dianggap relevan.
2. Citation
Citation adalah bentuk penyebutan yang lebih formal, biasanya disertai dengan tautan atau referensi langsung ke sumber informasi. Hal ini sering ditemukan pada AI yang memiliki akses ke internet saat menjawab, seperti Bing Chat atau Perplexity. Pada AI yang tidak menggunakan internet secara langsung, citation biasanya tidak muncul secara eksplisit, tetapi model bisa saja menyebutkan sumber berdasarkan apa yang pernah dipelajarinya.
Ketika sebuah nama, brand, atau situs disebut oleh AI, hal itu bisa memberikan banyak manfaat. Di antaranya:
- Meningkatkan eksposur dan visibilitas.
- Menumbuhkan kepercayaan dari audiens karena dianggap kredibel oleh sistem AI.
- Memperluas distribusi konten tanpa harus menggunakan iklan.
Oleh karena itu, semakin sering konten Anda disebut dalam situs yang terbuka dan kredibel, semakin besar peluangnya untuk dibaca oleh sistem AI saat proses pelatihan, dan pada akhirnya bisa disebut dalam jawaban AI di masa depan.
Large Language Model adalah teknologi canggih yang mampu memahami bahasa. Pengetahuannya diperoleh dari proses pelatihan yang menggunakan data publik di internet. Bagi para pembuat konten dan pemilik brand, penting untuk memahami bahwa konten berkualitas yang terdistribusi di internet memiliki peluang untuk disebut oleh AI dalam jawaban-jawabannya. Tentu hal itu membuka peluang baru untuk meningkatkan jangkauan dan kredibilitas secara organik melalui teknologi AI.
Jika ingin brand Anda dikenali oleh AI, mulailah dengan membuat konten yang relevan, informatif, dan mudah ditemukan oleh sistem crawling. Anda bisa menggunakan seedbacklink untuk memudahkan distribusi konten secara luas dan strategis, ingat bahwa konten yang relevan, teroptimasi, dan terdistribusi dengan baik berpeluang lebih besar untuk disebut atau dirujuk oleh LLM seperti chatGPT.
seedbacklink juga hadir bagi Anda yang membutuhkan jasa backlink, jasa SEO, jasa press release, jasa backlink media, maupun jasa backlink blog. Dengan memahami aspek dalam prompt serta cara kerja Large Language Model seperti ChatGPT, Anda bukan hanya memanfaatkan AI sebagai penghasil konten, tetapi juga bisa membuat konten yang nantinya digunakan sebagai sumber informasi oleh AI itu sendiri.
ID
EN
MY
SG
