Pengguna internet mulai beralih dari mesin pencari tradisional. Melansir Statista, pada tahun 2023, sekitar 13 juta orang dewasa di Amerika Serikat mengaku telah menggunakan generative AI sebagai alat utama untuk pencarian online. Lebih lanjut, jumlah ini diproyeksikan mencapai lebih dari 90 juta pengguna online pada tahun 2027.
Fenomena ini terjadi seiring dengan semakin populernya Generative AI, seperti ChatGPT, Gemini, dan Claude, yang mampu memberikan jawaban lebih personal, kontekstual, dan langsung dibandingkan hasil pencarian berbasis tautan. Perubahan perilaku ini juga melahirkan sebuah strategi baru dalam optimasi pencarian digital, yaitu Generative Engine Optimization (GEO).
GEO adalah serangkaian teknik untuk mengoptimalkan konten agar lebih mudah dipahami dan disajikan oleh model AI generatif dalam respons pencarian. Jika SEO (Search Engine Optimization) berfokus pada optimasi halaman agar muncul di mesin pencari seperti Google, maka GEO berupaya membuat konten lebih relevan dan kontekstual bagi model AI yang menghasilkan jawaban langsung.
Misalnya, saat seseorang mencari rekomendasi produk atau tips tertentu, alih-alih mengunjungi banyak tautan di Google, mereka mungkin langsung bertanya pada AI generatif. Jika konten suatu brand atau merek telah dioptimalkan dengan prinsip GEO, AI akan lebih cenderung memilihnya sebagai referensi utama dalam jawabannya.
Optimasi ini mencakup beberapa aspek, seperti penggunaan bahasa natural, penyediaan informasi yang ringkas namun mendalam, serta kredibilitas sumber yang dapat diverifikasi oleh AI. Seiring dengan semakin banyaknya pengguna yang mengandalkan AI generatif untuk pencarian, strategi GEO menjadi kunci bagi bisnis dan pembuat konten agar tetap relevan dalam ekosistem digital yang terus berkembang.
Tren ini mengingatkan kita pada pergeseran dari pencarian berbasis katalog ke pencarian berbasis algoritma di awal 2000-an. Dulu, pengguna internet harus menelusuri direktori seperti Yahoo! Directory, sebelum akhirnya Google mengubah cara kita menemukan informasi. Kini, dengan hadirnya AI generatif, lanskap pencarian online sekali lagi mengalami revolusi.
Generative engine adalah evolusi dari mesin pencarian konvensional dan menawarkan hal yang berbeda dari search engine. Alih-alih memberikan jawaban berupa daftar artikel, forum, ataupun video, generative engine mampu menyediakan penjelasan yang komprehensif menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
Akibatnya, SEO mungkin akan menjadi salah satu industri yang paling terpengaruh oleh generative AI. Tentu, ini karena perubahan paradigma audiens yang beralih dari search engine menuju generative engine.
Maka dari itu, merek atau brand tentu harus menyesuaikan strategi untuk menyesuaikan perkembangan ini. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan generative engine optimization.
Lantas, apa itu generative engine optimization? Silahkan simak artikel berikut hingga selesai!
Lebih Dalam Tentang Generative Engine Optimization
Menurut WebFX, GEO atau generative engine optimization adalah sebuah upaya mengoptimalkan konten untuk meningkatkan visibilitas mereka di mesin pencari berbasis AI seperti ChatGPT, Perplexity, Gemini, Copilot, dan Google AI Overview.
Menurut foundationinc, dalam GEO, konten yang dibuat tidak hanya harus dioptimalkan untuk keyword saja. Sebab, konten yang diproduksi juga harus dapat diintegrasikan ke dalam respons yang dihasilkan oleh AI.
Generative Engine Optimization (GEO) muncul sebagai paradigma baru dalam berkembangnya generative AI. Ini karena GEO memungkinkan brand untuk muncul dalam AI-generated results ketika pengguna mencari kata kunci tertentu menggunakan mesin pencari berbasis AI.
GEO vs SEO
Istilah Generative Engine Optimization memang memiliki nama yang mirip dengan istilah Search Engine Optimization atau SEO. Nyatanya, kemiripan dua istilah ini tidak hanya terletak pada namanya saja. Sebab, keduanya memang memiliki kesamaan dalam beberapa aspek.
Menurut Search Engine Land, keduanya sama-sama bertujuan untuk meningkatkan visibilitas sebuah konten di internet. Baik GEO dan SEO, keduanya bertujuan untuk memastikan konten yang dibuat dapat mencapai target audiens yang diinginkan. Selain itu, keduanya juga memprioritaskan user experience dengan memastikan pengguna mendapatkan informasi yang relevan.
Namun, GEO dan SEO tentunya memiliki perbedaan. Diferensiasi ini terletak pada aspek-aspek tertentu. Misalkan seperti fokus dan target optimasinya. Berkaitan dengan targetnya, SEO digunakan untuk meningkatkan visibilitas di mesin pencari tradisional seperti Google atau Bing. Sedangkan, GEO lebih difokuskan untuk mengoptimalkan visibilitas di platform AI semacam ChatGPT atau Perplexity.
Lebih lanjut, GEO dan SEO memiliki fokus optimasi yang berbeda. SEO fokus pada upaya meningkatkan peringkat dalam Search Engine Results Pages (SERP). Sedangkan GEO fokus pada memastikan konten menjadi referensi prioritas yang digunakan oleh AI Based Search Engine dalam menghasilkan sebuah jawaban. Perbedaan fokus tersebut lantas berkaitan dengan bagaimana GEO diimplementasikan.
Contoh Implementasi SEO
Sebuah brand pakaian ritel ingin muncul di halaman pertama Google. Mereka menerapkan SEO dengan membuat artikel blog berjudul “Tren Warna Baju Lebaran 2025, Buat Tampil Kompak Sekeluarga”.
Tentu baik judul dan isi artikel di atas mengandung kata kunci “baju lebaran” atau “baju lebaran 2025” yang banyak dicari pengguna saat di bulan Ramadhan. Untuk mengoptimalkan artikel dengan kata kunci seperti “baju lebaran” atau “baju lebaran 2025”, ada beberapa langkah strategis.
Secara umum, penggunaan judul yang menarik dan informatif dengan kata kunci utama agar mudah ditemukan di mesin pencari. Lalu susunan konten yang relevan dan informatif, seperti membahas tren, model, bahan, dan tips memilih baju Lebaran. Bia juga dengan memaanfaatkan subjudul yang efektif untuk memudahkan pembaca sekaligus menyisipkan kata kunci tambahan.
Lalu, tambahan visual yang menarik dengan alt text yang mendukung pencarian terkait. Selain itu, optimasi meta deskripsi dan URL dengan kata kunci yang sesuai dapat meningkatkan peluang artikel muncul di hasil pencarian. Dengan berbagai langkah tadi, artikel akan lebih menarik, informatif, dan berpotensi menjangkau audiens Google dengan keyword baju Lebaran.
Contoh Implementasi GEO
Bayangkan ada seseorang di luar sana bertanya kepada ChatGPT tentang, “Laptop terbaik untuk desain grafis”.
Untuk meningkatkan peluang produk muncul sebagai referensi utama di mesin pencari berbasis AI, penting untuk mengoptimalkan kehadiran digital melalui beberapa langkah strategis. Pertama, brand bisa menggunakan structured data seperti schema markup untuk memberikan informasi detail tentang produk agar AI dapat memahami dan menampilkannya secara optimal.
Kedua, brand harus membangun kredibilitas digital dengan memastikan produk sering disebut dalam artikel dari media yang terpercaya. Selanjutnya, menyediakan konten informatif yang relevan, seperti panduan penggunaan atau artikel edukasi yang menjawab kebutuhan pelanggan.
Terakhir, brand harus memastikan produk hadir secara konsisten di platform digital dan media sosial dengan informasi yang diperbarui secara berkala. Dengan langkah-langkah ini, peluang produk untuk dikenal dan direkomendasikan oleh AI-based search engine akan semakin besar.
Meskipun strategi SEO seperti keyword research dapat digunakan pada GEO, implementasi GEO memiliki pendekatan yang berbeda. Hal tersebut karena GEO memfokuskan optimasi pada bagaimana konten dapat dipahami oleh generative engine. Ini dapat dilakukan dengan membuat konten yang ramah bagi Natural Language Processing (NLP).
Pentingnya Generative Engine Optimization
Saat ini, terjadi pergeseran paradigma tentang bagaimana mencari informasi. Sekarang, proses pencarian informasi mulai bergeser dari yang sebelumnya menggunakan search engine menuju generative engine atau AI Based Search Engine. Peralihan inilah yang menjadi sebab mengapa generative engine optimization menjadi penting untuk diperhatikan oleh merek.
Hal ini tentu karena GEO berperan dalam memastikan konten yang dibuat tetap eksis dalam ekosistem baru ini. Lebih dari itu, adopsi GEO, utamanya dalam strategi pemasaran digital menjadi langkah penting bagi brand atau merek untuk tetap bersaing. Tentu, ini supaya brand atau merek tetap kompetitif dan tidak kehilangan tren.
Namun, apakah SEO lantas dilupakan? Jawabannya adalah tidak. GEO memang tidak menggantikan SEO sepenuhnya, GEO dan SEO dapat berjalan secara beriringan. Mengombinasikan GEO dan SEO memungkinkan brand atau merek dapat membuat user experience yang lebih baik. GEO juga memastikan konten yang dibuat dapat “dicerna” oleh platform AI. Sedangkan, SEO berguna sebagai fondasi yang kuat.
Untuk menjaga visibilitas tersebut, cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan layanan seperti Seedbacklink. Ini karena Seedbacklink mampu menyediakan backlink yang berkualitas. Sehingga, situs web Anda memiliki visibilitas online yang lebih baik dan mampu mencapai peringkat yang lebih tinggi di mesin pencari dan memudahkan pelanggan untuk menemukan dan kembali ke situs Anda.