Jika Anda memiliki rumah, tentu dalam beberapa tahun Anda akan melakukan renovasi. Tujuannya beragam, mulai dari memperbaiki sesuatu yang rusak sampai pada menambahkan ornamen tertentu untuk membuat tampilan rumah menjadi lebih baik.
Layaknya sebuah rumah, website juga memerlukan pembaruan. Tujuannya juga sama, yaitu supaya website memiliki tampilan yang lebih segar dan tetap menarik bagi pengunjung.
Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan “revamp” dalam konteks desain web? Mengapa hal ini menjadi penting? Silakan simak artikel berikut sampai selesai karena artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai konsep revamp, elemen-elemen yang terlibat, berbagai jenisnya, praktik terbaik dalam mendesain revamp yang efektif.
Apa Itu Revamp?
Secara sederhana, revamp dalam desain web adalah proses memperbaiki dan meningkatkan website yang sudah ada. Adapun, fungsi utama dari revamp adalah untuk meningkatkan kinerja, kegunaan, dan estetika website.
Revamp secara definisi tentunya berbeda dengan desain ulang atau redesign. Ini karena redesign seringkali melibatkan penggantian hampir seluruh elemen website. Sedangkan, revamp lebih fokus pada pembaruan dan peningkatan elemen-elemen tertentu tanpa harus membangun website dari awal Dengan kata lain, revamp memberikan kesempatan untuk meningkatkan desain dan fungsi sebuah website tanpa memulai dari nol.
Seberapa Penting Peran Revamp?
Revamp berperan penting dalam keberhasilan sebuah website. Alasannya, revamp memastikan navigasi pengguna yang lancar.
Website yang terstruktur dengan baik dan mudah dinavigasi akan membuat pengunjung betah dan lebih mungkin untuk menjelajahi konten atau melakukan tindakan yang diinginkan. Sebaliknya, website dengan navigasi yang membingungkan atau tidak intuitif dapat menyebabkan pengunjung meninggalkan website dengan cepat.
Apa Saja Elemen-Elemen Revamp?
Untuk melakukannya, Revamp dilakukan dengan melakukan perubahan tampilan website serta bagaimana website tersebut bekerja. Umumnya, proses ini melibatkan pembaruan berbagai elemen. Contohnya seperti skema warna, gambar, jenis huruf, dan tata letak.
Proyek revamp sebuah website biasanya melibatkan beberapa elemen utama. Tujuannya tentu adalah untuk meningkatkan kualitas keseluruhan website. Berikut adalah beberapa elemen umum yang sering menjadi fokus dalam revamp:
1. Mengatasi Masalah Teknis
Elemen ini mencakup perbaikan masalah tertentu. Misalkan loading website yang lambat dan tidak responsif. Masalah teknis seperti ini dapat sangat memengaruhi pengalaman pengguna dan bahkan berdampak negatif pada peringkat website di mesin pencari.
2. Meningkatkan Pengalaman Pengguna (UX)
Fokus utama pada elemen ini adalah membuat website menjadi lebih intuitif dan lebih menarik secara visual. Ini dapat melibatkan penataan ulang halaman, pengoptimalan tombol ajakan bertindak (call to action atau CTA), dan penggunaan ruang kosong secara efektif.
3. Memperbarui Tampilan dan Nuansa Website
Elemen ini seringkali melibatkan modernisasi desain. Tujuannya beragam, misalkan seperti menyegarkan tampilan atau disesuaikan dengan brand identity.
4. Meninjau Kembali Branding
Elemen ini dapat dilakukan dengan memastikan bahwa website mencerminkan brand identity. Aspeknya beragam. Mulai dari tipografi, logo, skema warna, dan gambar pada website konsisten dengan keseluruhan merek.
5. SEO
Proses revamp juga harus memperhatikan praktik SEO. Alasannya, tentu supaya website memiliki visibilitas yang baik di mesin pencari.
Proses ini lebih banyak melibatkan on-page SEO seperti optimasi kata kunci, struktur website, dan faktor teknis lainnya. Untuk melakukannya, tinjau konten yang ada di dalam website. Setelah itu, dilakukan perbaikan atau pembuatan konten baru yang dioptimalkan untuk mesin pencari (SEO) dan memenuhi kebutuhan audiens target.
8. Pengujian
Terakhir, lakukan pengujian menyeluruh terhadap semua aspek website yang telah di-revamp sebelum diluncurkan. Proses uji ini mencakup pengujian kecepatan website, navigasi, tautan, dan responsivitas pada perangkat seluler di berbagai browser dan perangkat.
Jenis-Jenis Revamp
Revamp website dapat bervariasi tergantung pada tingkat perubahan dan fokus yang diinginkan. Beberapa jenis revamp yang umum meliputi:
1. Refresh Website
Jenis ini melibatkan perubahan kecil pada visual, konten, dan kinerja website. Contohnya seperti memperbarui skema warna, jenis huruf, atau gambar utama. Tujuannya adalah untuk memperbarui tampilan website tanpa mengubah struktur atau fungsionalitas dasarnya.
2. Revamp Struktur
Jenis revamp ini berfokus pada merubah struktur, sistem navigasi, dan sistem manajemen konten secara signifikan. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan pembaruan konten dan meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan 5.
3. UI Redesign
Seperti namanya, revamp pada jenis ini hanya melakukan perubahan pada aspek visual antar muka website. Biasanya, ui redesign mencakup perubahan pada warna, logo, jenis huruf, dan elemen visual lainnya untuk memberikan tampilan baru.
4. UX Redesign
Fokus utama pada UX Redesign adalah mengubah alur pengguna dan tata letak halaman. Tujuanya adalah supaya website mampu memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik.
Jenis ini berkaitan dengan revamp visual. Ini karena UX redesign acap kali juga mengubah desain antar muka sebuah website.
5. Revamp Teknis
Jenis revamp ini melibatkan perubahan pada aspek-aspek teknis. Tidak ada perubahan pada antarmuka visual atau alur pengguna, tetapi fokusnya adalah pada optimasi teknis. Contohnya misalkan seperti back-end dan konten.
Praktik Terbaik dalam Desain Revamp
Terdapat beberapa praktik terbaik yang perlu dilakukan untuk memastikan proyek revamp website Anda berhasil. Berikut adalah beberapa diantaranya:
1. Evaluasi Website
Lakukan audit menyeluruh terhadap website Anda saat ini. Baik dari aspek teknis maupun non teknis.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah memahami apa yang berfungsi dengan baik dan area mana yang perlu ditingkatkan. Ada beberapa metrik yang perlu diperhatikan untuk melakukan evaluasi. Diantaranya seperti bounce rate, waktu yang dihabiskan di halaman, dan conversion rate.
Lakukan audit menyeluruh terhadap website Anda saat ini. Gunakan alat analitik seperti Google Analytics untuk memahami apa yang berfungsi dengan baik dan area mana yang perlu ditingkatkan. Ada beberapa metrik yang perlu diperhatikan untuk melakukan evaluasi. Diantaranya seperti bounce rate, waktu yang dihabiskan di halaman, dan conversion rate.
Selain itu, perhatikan visual pada website dan user experience. Untuk itu, pastikan bahwa website memiliki desain yang sejalan dengan brand identity Anda. Selain itu, pastikan navigasi website Anda intuitif dan mudah digunakan.
2. Lakukan Audit Konten dan SEO
Optimasi mesin pencari (SEO) harus menjadi pertimbangan utama di setiap tahap proses revamp, mulai dari perencanaan hingga peluncuran 8. Ini akan membantu memastikan website Anda mudah ditemukan oleh calon pelanggan di mesin pencari.
Untuk itu, lakukan audit SEO dengan meninjau seluruh konten yang ada di website Anda. Identifikasi konten yang berkinerja baik, konten yang perlu diperbarui, dan konten yang mungkin perlu dihapus. Ini karena konten yang relevan, berkualitas tinggi, dan dioptimalkan untuk kata kunci yang tepat akan membantu menarik lebih banyak lalu lintas organik ke website Anda. Selain itu, pastikan konten Anda menarik dan memberikan nilai bagi pengunjung.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah aspek teknis. Website yang cepat memuat akan memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik dan juga dapat memengaruhi peringkat SEO. karena itu, optimalkan hal-hal yang berkaitan dengan hal tersebut.
3. Pahami Target Audiens
Selain mengevaluasi aspek yang terdapat di dalam website, aspek diluar website juga perlu diperhatikan. Dalam hal ini adalah target audiens. Ini karena memahami audiens menjadi dasar penting dalam proses revamp.
Untuk melakukannya, lakukan riset untuk memahami kebutuhan, keinginan, dan perilaku audiens target Anda. Informasi ini akan membantu Anda mendesain website yang menarik dan relevan bagi mereka.
4. Lakukan Pengujian
Lakukan pengujian secara kafah di berbagai perangkat dan browser sebelum meluncurkan website. Tujuannya tentu untuk memastikan semuanya berfungsi dengan baik. Selain itu, pertimbangkan untuk melakukan user testing untuk mendapatkan feedback dari pengguna.
5. Rencanakan Pemeliharaan dan Optimasi
Setelah website diluncurkan, rencanakan untuk terus memantau kinerja website Anda. Selain itu, kumpulkan feedback yang diberikan kepada website Anda. Dua hal tersebut sangat berguna melakukan pembaruan serta optimasi berkelanjutan untuk memastikan website Anda tetap relevan dan efektif.
Revamp adalah proses penting dalam desain web. Ini karena revamp memungkinkan website untuk tetap modern, ramah pengguna, dan efektif dalam mencapai tujuan bisnis.
Selain melalui revamp, cara terbaik untuk meningkatkan pengalaman pengguna adalah memastikan visibilitas website di mesin pencari tetap baik. Hal tersebut dapat dilakukan dengan membangun backlink berkualitas ke website Anda.
Untuk mencapai hal tersebut, Silakan kunjungi Seedbacklink. Ini karena Seedbacklink menyediakan backlink berkualitas untuk bisnis Anda. Jadi, visibilitas website Anda di mesin pencari akan semakin baik. Selain itu, Seedbacklink juga menawarkan berbagai layanan seperti Jasa Press Release, Jasa Backlink, Jasa Backlink Blog, Jasa Backlink Media, hingga Jasa SEO.