Google baru-baru ini menghentikan dukungan terhadap parameter num=100 di hasil pencarian. Perubahan ini tampak teknis, tetapi implikasinya sangat signifikan bagi SEO dan strategi digital marketing. Sebelumnya, parameter ini memungkinkan menampilkan 100 hasil pencarian dalam satu halaman. Kini, hasil hanya muncul dalam format default, yaitu 10 per halaman.
Apa Itu Parameter num?
Dengan menambahkan &num=20, &num=50, atau &num=100, hasil pencarian bisa dimunculkan lebih banyak, tanpa harus menekan tombol halaman berikutnya. Fitur ini sering digunakan kebutuhan SEO maupun rank tracking tools, karena bisa memudahkan proses analisis dan scraping data.
Dampak Dari Dihapusnya Parameter num=100 Oleh Google
Menurut laporan Search Engine Land, penghapusan ini menyebabkan data di Google Search Console berubah drastis. Riset dari LOC0MOTIVE Agency terhadap 319 situs juga menunjukkan mayoritas website kehilangan visibilitas keyword dan impresi. Kondisi ini memaksa praktisi marketing meninjau ulang cara membaca data dan merumuskan strategi SEO.
Berikut adalah poin-poin riset utama yang bisa menjadi referensi untuk memahami pengertian, dampak dan bisa dijadikan langkah antisipasi.
1. Penurunan Jangkauan Secara Massal
Menurut data LOC0MOTIVE Agency, sebanyak 87,7% situs mengalami penurunan jangkauan atau impresi setelah num=100 dihapus. Hal ini terjadi karena impresi dari hasil pencarian di halaman-halaman jauh tidak lagi dihitung. Untuk ranah digital marketing, kondisi ini membuat performa keyword terlihat menurun, padahal perubahan lebih disebabkan oleh cara Google menghitung data.
2. Hilangnya Keyword Visibility
Riset yang sama menemukan 77,6% website kehilangan jumlah keyword yang tercatat. Sebelumnya, keyword yang muncul di posisi 50 ke atas tetap terhitung dalam laporan. Sekarang, keyword yang tidak tampil di hasil pencarian pengguna tidak lagi masuk hitungan. Dampaknya, banyak laporan visibilitas website terlihat menyusut, padahal secara realita, performa organik tetap sama.
3. Perubahan Average Position
Rata-rata posisi keyword (average position) di Search Console justru terlihat membaik. Hal ini karena data impresi dari keyword dengan ranking rendah dihapus, sehingga posisi rata-rata naik. Bagi analisis marketing, tren ini justru perlu ditafsirkan hati-hati.
4. Dampak pada Rank Tracking Tools
Menurut laporan Search Engine Land, berbagai tool besar seperti Semrush dan Accuranker harus menyesuaikan sistem karena tidak bisa lagi menarik 100 hasil dalam sekali request. Proses tracking menjadi lebih lambat, membutuhkan lebih banyak request, dan berpotensi meningkatkan biaya operasional. Bagi perusahaan yang mengandalkan data pihak ketiga, ini berarti efisiensi dan budgeting harus diperhitungkan ulang.
5. Fokus Hanya pada Hasil yang Nyata
Perubahan ini membuat data lebih “bersih” karena hanya mencerminkan hasil pencarian yang benar-benar ditampilkan. Dilansir dari analisis Search Engine Land, kueri short-tail dan mid-tail paling terdampak karena biasanya menduduki peringkat jauh. Bagi marketer, hal ini berarti data kini lebih realistis dalam menggambarkan interaksi pengguna dengan hasil pencarian.
6. Tantangan dalam Menganalisis Peluang Jangka Panjang
Sebelum perubahan, impresi dari peringkat jauh bisa menjadi indikator peluang untuk optimasi keyword jangka panjang. Kini, peluang tersebut lebih sulit diidentifikasi. Strategi keyword research harus beradaptasi, misalnya dengan memanfaatkan data internal website atau sumber tambahan selain Google Search Console.
Baca Juga: Strategi Google Mendominasi Pasar! Peran Perluasan Mode AI di Google Search ke Lima Bahasa Baru
Menebak Alasan Google Menghapus Num=100
Belum ada pernyataan resmi apakah langkah ini permanen, tetapi beberapa teori mengemuka. Dilansir dari The Hoth, alasan yang mungkin adalah mengurangi scraping masif oleh bot, menyelaraskan laporan dengan user experience, dan menekan beban server. Ada juga spekulasi bahwa Google ingin membatasi akses data yang terlalu mudah dimanfaatkan pihak ketiga.
Perubahan ini bukan sekadar urusan teknis, tapi juga jadi sinyal bagi para pemasar untuk mengalihkan fokus. Analisis kinerja kini sebaiknya lebih menitikberatkan pada keyword yang benar-benar mendatangkan traffic, bukan hanya yang sekadar terlihat di peringkat jauh. Selain itu, mengombinasikan data dari Search Console, analitik website, dan insight dari berbagai tool pihak ketiga bisa membantu menjaga akurasi dalam pengambilan keputusan.
Penghapusan parameter Google num=100 membawa dampak besar pada cara data SEO dibaca dan dimanfaatkan. Tayangan dan visibilitas keyword tercatat menurun signifikan, rata-rata posisi terlihat membaik, sementara berbagai rank tracking tools menghadapi tantangan teknis baru.
Berdasarkan laporan Search Engine Land dan LOC0MOTIVE Agency, sebagian besar website ikut terdampak oleh perubahan ini. Namun, dampak terbesarnya bukan pada turunnya angka, melainkan pada perlunya penyesuaian dalam cara menganalisis dan menjalankan strategi marketing.
Dalam konteks ini, penting bagi bisnis untuk mulai fokus pada strategi yang lebih berdampak, seperti memperkuat brand authority lewat Jasa Press Release atau membangun reputasi situs dengan Jasa Backlink yang tepat sasaran. Penguatan profil tautan lewat Jasa Backlink Media dan Jasa Backlink Blog juga bisa membantu meningkatkan kredibilitas di mata mesin pencari. Semua langkah ini tetap perlu diimbangi dengan strategi Jasa SEO yang terarah agar hasilnya konsisten dan berkelanjutan.
Pada akhirnya, perubahan seperti ini menunjukkan bahwa SEO bukan soal angka semata, melainkan soal adaptasi dan ketepatan strategi. Jika Anda ingin mengoptimalkan visibilitas website sekaligus menjaga performa organik tetap stabil, Anda bisa memanfaatkan layanan SEO, backlink, dan placement dari seedbacklink, solusi lengkap untuk membantu bisnis Anda tetap relevan di tengah perubahan algoritma Google.